"Bersabarlah wahai ketidaksempurnaan, berkat engkaulah kesempurnaan menyadari dirinya." (hal. 119)
Catatan Seorang Kolumnis Dadakan
Pertama kali muncul keinginan untuk membaca buku ini usai membaca Rashomon karya Ryonosuke Akutagawa (KPG, 2007). Entah dibagian akhir buku atau dimana saya melihat deskripsi buku Cerita-cerita Timur ini dan tiba-tiba merasa harus membacanya.
Selang waktu berjalan saya pun lupa tentang hal ini. Baru teringatkan kembali ketika mendapat katalog dari penerbit Yayasan Obor Indonesia di Pesta Buku Jakarta medio 2011. Kemudian, seperti biasa terlupakan kembali. Baru ketika Pesta Buku Bandung kemarin saya menemukan buku ini. Rasanya seperti menemukan permata yang hilang (sok dramatis). Hebatnya, saya dapatkan buku edisi cetakan pertama yang semakin membuat buku ini terasa lebih berkesan karena kejadulannya.
Walaupun cerita-cerita dalam buku ini adalah cerita yang diceritakan kembali dari bentuk cerita asalnya tetap tidak mengurangi esensi, hakikat dan pemaknaan kembali semua kisahnya. Terlebih, Marguerite Yourcenar cukup cerdas untuk memainkan rona bahasa. Sehingga tercermin dalam pilihan kata yang mampu menghidupkan isi cerita secara detil.
Buku dengan judul asli Nouvelles Orientales yang terbit tahun 1938 ini ditulis saat Marguerite Yourcenar berumur 35 tahun. Marguerite adalah seorang pengembara. Sehingga, karyanya merefleksikan kekayaan pengalaman dari pengembaraan selama hidupnya. Terutama di Yunani, Turki, India, dan Jepang. Dimana tempat-tempat tersebut memberi kesan latar yang cukup kuat pada cerita.
Istilah "Timur" dalam judul kumpulan isi sangat relatif, yaitu sebelah timur Perancis, membentang dari daerah Balkan dan Yunani sampai ke Cina dan Jepang. Dari segi lain, tidak adanya cerita yang berlatar Asia Tengah, India, atau Asia Tenggara menunjukkan bahwa Marguerite tidak bertujuan memberi gambaran menyeluruh tentang Tradisi "Timur" itu secara sistematis.
Kisah-kisah dalam kumpulan ini diangkat dari dongeng timur tradisional dan diceritakan kembali oleh Marguerite Yourcenar dengan gaya bahasa yang sangat puitis, sarat kiasan dan metafor, sekaligus mengandung unsur perasaan dan emosi yang intens dan kental.
Simak cerita tentang seorang Ibu yang menjadi tumbal atas pekerjaan suaminya dan tetap berusaha menyusui anaknya hingga air matanya kering. Lalu, kisah tentang rasanya jadi orang yang terlupakan pada cerita berjudul Cinta Terakhir Pangeran Genji.
Kemudian, rasakan juga pengalaman seorang laki-laki yang mencintai peri. Khusus untuk ini, mengingatkan saya pada suatu judul yang entah karya siapa, entah novel, roman, atau cerpen yang bernada sama: Laki-Laki yang Bercinta Dengan Peri.
Kisah-kisah tersebut sejatinya bercerita tentang hidup, cinta, gairah, seni, dan kematian ini tidak terikat pada suatu masa dan suatu negeri saja tetapi menyangkut nilai-nilai universalitas kemanusiaan yang berlaku sepanjang masa.
Judul: Cerita-cerita Timur
Penulis: Marguerite Yourcenar
Penerbit: Yayasan Obor Indonesia
Tahun: 1999
Tebal: 133 hal.
Genre: Kumpulan Cerpen
Penulis: Marguerite Yourcenar
Penerbit: Yayasan Obor Indonesia
Tahun: 1999
Tebal: 133 hal.
Genre: Kumpulan Cerpen
Medan Merdeka Barat-Pharmindo, 6 Desember 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar