Luar
biasa! Kesan pertama yang saya tangkap dari beberapa bab awal. Biografi
memoar perjalanan seorang maestro bulutangkis ini ditulis dengan apa
adanya. Kesan setiap cerita didalamnya tidak hanya berkisah soal
kesuksesan. Berbagai kisah kegagalan Liem Swie King diceritakan dengan
jujur. Termasuk, cerita soal kekalahannya yang dianggap sebagai 'pemberi
jalan' untuk gelar ke-8 All England bagi Rudy Hartono.
Cerita perjalanan Liem Swie King di dunia bulu tangkis tidak selalu penuh dengan kesuksesan. Terutama setelah kekalahan pertamanya usai 33 bulan tak terkalahkan di berbagai kejuaraan. Kekalahan tersebut didapatnya usai skorsing 3 bulan dari PB PBSI akibat kelalaiannya pada SEA Games X tahun 1979 di Jakarta. Akibatnya, King dinyatakan kalah WO. King tampil sebagai pribadi yang sportif yang dengan jujur mau mengakui kesalahannya. Satu hal yang tidak mudah, mengingat status King sebagai Juara All England. King dengan mudah bertutur soal satu fase proses perjalanan dimana ia mencoba untuk bangkit dan meraih kembali percaya dirinya.
Lintasan memori soal kedigdayaan bangsa Indonesia di kancah perbulutangkisan dunia juga menyisakan setangkup haru. Beberapa kali saya hampir menitikkan air mata dan merinding membayangkan betapa gempitanya kejayaan Indonesia waktu itu. All England, Piala Thomas, Piala Uber, dan Kejuaraan Dunia adalah menu utama santapan khusus bagi atlit bulu tangkis Indonesia. Sayangnya, atlit bulu tangkis Indonesia masa kini belum mengambil pelajaran dari kisah Liem Swie King. Indonesia kini jauh tertinggal dari negara-negara pesaingnya.
King's Smash. Courtesy: www.badmintoncentral.com |
Buku ini
menghadirkan sosok Liem Swie King sebagai pribadi yang utuh. Mulai dari
kisah perjalanan hidupnya, bagaimana hubungan King dengan keluarga,
perkenalan pertamanya dengan bulu tangkis, jatuh bangun King di arena,
hingga alasan-asalan dibalik pengunduran dirinya dari dunia yang telah
diidamkannya sejak kecil.
King juga menuturkan kisahnya bersama Robert Budi Hartono, pemilik perusahaan rokok Djarum yang cukup berpengaruh dalam karir profesionalnya. Sebagai penyeimbang, testimoni dari rekan, kawan, pelatih, dan wartawan olahraga ikut mengisi cerita sehingga pembaca dengan mudah memahami sisi lain dari King.
Melalui buku ini, pembaca diajak untuk mengakrabi pribadi King yang cenderung pendiam dan dingin. Beberapa testimonial dan catatan dokumentasi media turut dihadirkan sebagai panduan bagi pembaca untuk lebih objektif dalam 'membaca' King. Selebihnya, pembaca diajak kilas balik sejenak ke masa-masa keemasan bulu tangkis nasional. Catatan emas yang diraih putra-putri terbaik bangsa itu kini menanti untuk diulang kembali. King mengajarkan pada kita bahwa juara sejati selalu bersedia berbuat lebih.
Judul : Panggil Aku King
Penulis : Robert Adhi Ksp
Penerbit : Penerbit Buku Kompas
Tahun : 2009
Tebal : 456 hal.
Genre : Biografi-Memoar
Penulis : Robert Adhi Ksp
Penerbit : Penerbit Buku Kompas
Tahun : 2009
Tebal : 456 hal.
Genre : Biografi-Memoar
Paninggilan-Medan Merdeka Barat, 6 November 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar