Tidak salah bila Rosihan Anwar dinobatkan menjadi seorang dari empat saksi sejarah terkemuka Indonesia selain BM. Diah, Mochtar Lubis, dan Jakob Oetama.
Rosihan Anwar membuka kembali catatan kecilnya yang tersebar dalam berbagai publikasi di media cetak nasional. Melalui catatan-catatan itu Rosihan Anwar mencatat segala detail peristiwa yang terjadi dalam sejarah republik. Beberapa artikel pembuka membawa pembaca untuk memahami lebih baik mengenai Timor Timur dan Aceh. Rosihan Anwar banyak menulis tentang riwayat yang menjadi asal-muasal sejarah Timor-Timur sejak jadi bagian provinsial dari Portugis. Kemudian, semua bagian sejarah yang sekarang nampak sudah di"peti es"kan dicairkan kembali. Tentang bagaimana hubungan keinginan rakyat Timor serta pengaruh hegemoni Amerika Serikat dalam usahan integrasi Timor ke dalam kedaulatan NKRI. Menarik, karena membuka wawasan lebih jauh sehingga pembaca dapat membuat perbandingan dengan "fakta" sejarah yang selalu dimunculkan lewat buku-buku pelajaran sejarah.
Sama halnya dengan masalah Aceh. Aceh yang dulunya dijuluki Lumbung Republik, karena memang Aceh pernah menjadi basis modal untuk perjuangan republik, mengalami pergolakan dalam hubungannya dengan Republik. Pergolakan internal yang mengakibatkan munculnya separatis GAM menimbulkan isu utama soal perpecahan republik yang masih berusia muda ini. Lewat tulisan khasnya, kita dihadapkan pada detail-detail disekitar konflik tersebut. Mulai dari Daud Beureuh hingga Hassan Tiro.
Menjelang akhir, ada sebuah catatan yang ditulis kembali, mengenai insiden 27 Juli 1996. Dengan alasan keterbukaan dan situasi yang mulai kondusif maka 6 tahun kemudian Rosihan Anwar membuka kembali catatannya soal peristiwa tersebut. Hal ini sangat dimungkinkan mengingat kediaman pribadi Rosihan Anwar yang terletak berdekatan dengan lokasi kejadian. Melalui catatan itu, Rosihan Anwar menjadi saksi bahwa konflik kepentingan pemerintah terhadap hal apapun yang merongrong kekuasaan masih mendominasi. Setelah sekian lama bungkam akhirnya Rosihan Anwar mau menulis nama-nama pihak yang terlibat dalam peristiwa tersebut.
Overall, banyak sekali lintasan waktu dan peristiwa yang terekam dari pena Rosihan Anwar. Seperti judulnya: Sejarah Kecil (Petite Histoire), Rosihan Anwar mengajak kita berkelana, berkeliling menyusuri petak-petak kecil yang menyimpan sejarah besar. Tidak sedikit korelasi antara kejadian-kejadian yang selama ini telah diketahui bersama dengan potongan sketsa-sketsa kecil itu. Dengan demikian, sejarah bukan lagi hal yang bersifat statis.
Judul : Sejarah Kecil "Petite Histoire" Indonesia; jilid 1
Penulis : Rosihan Anwar
Penerbit : Penerbit Buku Kompas
Tahun : 2004
Tebal : 328 hal.
Genre : Sejarah
Sama halnya dengan masalah Aceh. Aceh yang dulunya dijuluki Lumbung Republik, karena memang Aceh pernah menjadi basis modal untuk perjuangan republik, mengalami pergolakan dalam hubungannya dengan Republik. Pergolakan internal yang mengakibatkan munculnya separatis GAM menimbulkan isu utama soal perpecahan republik yang masih berusia muda ini. Lewat tulisan khasnya, kita dihadapkan pada detail-detail disekitar konflik tersebut. Mulai dari Daud Beureuh hingga Hassan Tiro.
Menjelang akhir, ada sebuah catatan yang ditulis kembali, mengenai insiden 27 Juli 1996. Dengan alasan keterbukaan dan situasi yang mulai kondusif maka 6 tahun kemudian Rosihan Anwar membuka kembali catatannya soal peristiwa tersebut. Hal ini sangat dimungkinkan mengingat kediaman pribadi Rosihan Anwar yang terletak berdekatan dengan lokasi kejadian. Melalui catatan itu, Rosihan Anwar menjadi saksi bahwa konflik kepentingan pemerintah terhadap hal apapun yang merongrong kekuasaan masih mendominasi. Setelah sekian lama bungkam akhirnya Rosihan Anwar mau menulis nama-nama pihak yang terlibat dalam peristiwa tersebut.
Overall, banyak sekali lintasan waktu dan peristiwa yang terekam dari pena Rosihan Anwar. Seperti judulnya: Sejarah Kecil (Petite Histoire), Rosihan Anwar mengajak kita berkelana, berkeliling menyusuri petak-petak kecil yang menyimpan sejarah besar. Tidak sedikit korelasi antara kejadian-kejadian yang selama ini telah diketahui bersama dengan potongan sketsa-sketsa kecil itu. Dengan demikian, sejarah bukan lagi hal yang bersifat statis.
Judul : Sejarah Kecil "Petite Histoire" Indonesia; jilid 1
Penulis : Rosihan Anwar
Penerbit : Penerbit Buku Kompas
Tahun : 2004
Tebal : 328 hal.
Genre : Sejarah
Paninggilan, 26 Januari 2013.