Selasa, 22 Februari 2011

Le Memoire du Soir (3)

Semarak langit semburat keemasan menyambut kepergianku. Ya, senja di kotamu benar-benar semarak. Dengan kilap langit keemasan dan bara mentari di ujung sana. Sungguh senja yang sempurna untuk memulai suatu perjalanan.

Sayang, engkau sedang tidak disampingku. Tidak ada pertemuan antara rinduku dengan indah binar dua matamu. Hanya ada peluh rindu yang berkejaran dengan resah serupa gelisah. Dalam ingatan yang pekat. Saling berkejaran dalam memori.

Engkau serupa melati dibalik pelangi. Mewangi isi relung hati. Kadang kau rasa tak peduli, tentang dirimu yang selalu kukagumi. Engkau menawan, engkau rupawan. Lincah buatku penasaran.

Menjelang malam, aku lihat bulan menggantung penuh. Cahayanya semburat terangi langit Ibukota yang tak pernah terlalu tua. Adakah sama denganmu, di kotamu? Apakah kau tatap juga purnama yang sedang kupandangi?

Aku rasa, inilah penutupan terindah untuk semua cita hari ini. Pintaku, jalani terus impianmu hingga kau yakini betul jalan yang kau tempuh. Raih semua harap yang pernah kau sebut dalam doamu. Aku masih tetap ada, untukmu mengadu bila kelak hilang arah.

Ik het jou lief, felicita.



Pharmindo-Karawang-Paninggilan. 20 Feb 2011.

Tidak ada komentar: