Selasa, 05 Februari 2013

Un Soir du Paris: Menguak Rahasia Perempuan

Sangat jarang sebuah buku yang diterbitkan penerbit besar mengangkat tema lesbian. Seakan menuntut pengakuan melalui kumpulan cerpen ini. Hal ini tentu menarik sebab hal yang demikian itu masih dianggap tabu untuk masyarakat beradat ketimuran. Diluar semua perdebatan mengenai tema lesbian, kumpulan cerpen ini hadir untuk menguak sebuah dunia yang belum terjamah. Ini menjadi bukti bahwa imajinasi dan interpretasi atas kaum lesbian muncul sebagai refleksi realitas sehari-hari.



Beragam cerita dituliskan dan menghadirkan imajinya masing-masing. Tentang sebuah cinta yang "terlarang". Sebagai favorit saya memilih cerpen dengan judul "Tahi Lalat di Punggung Istriku". Selain cerpen dari Seno Gumira Ajidarma tentunya yang sudah duluan dibaca.Mata Indah karya @clara_ng pun tidak kalah dalam menghadirkan nuansa cinta terlarang dengan konflik yang apik. Sedikit horor namun tetap menarik.

Overall, segenap cerita tentang lesbian dalam buku ini menguak sisi-sisi yang belum sepenuhnya terkuak oleh tabu khayalak luas. Walaupun dalam pengantar buku telah disebutkan bahwa kebanyakan cerita belum tampil "menggigit" untuk menghadirkan lebih banyak konflik. Dengan demikian, sastra telah menampakkan wujudnya sebagai refleksi realita kehidupan. Dengan mencatatnya kedalam kumpulan cerpen ini, usaha untuk mendokumentasikan kaum lesbian menjadi lebih bermakna dalam menghadapi hegemoni konstruksi sosial yang berlaku di tengah masyarakat.

Catatan Seorang Kolumnis Dadakan

Awalnya, saya pikir saya akan menemukan sebuah imaji terindah untuk sebuah petang di kota Paris. Ternyata saya salah. Kumpulan cerpen ini mengangkat sebuah fenomena yang selama ini hanya terdengar hembusannya saja tanpa pernah nampak di permukaan. Sebuah fenomena yang benar-benar ada namun tidak lantas lantang diteriakkan. Entah karena konstruksi sosial dalam masyarakat yang belum mengizinkannya.

Menikmati tulisan-tulisan tentang cinta sesama perempuan buat saya bukanlah hal yang pertama. Pernah saya menulis sebuah cerpen bertema sama yang lantas diterbitkan oleh sebuah penerbit independen. Pun, ketika ternyata cerpen SGA tentang dua perempuan dengan HP-nya dimuat disini. Mengingatkan saya pada cerpen SGA lainnya (yang juga bertema sama) yaitu Lelaki Terindah.

Khusus untuk buku ini saya memberikan apresiasi khusus karena tidak banyak karya serupa.


Bogor, 5 Februari 2013.

Tidak ada komentar: