Kebenaran,
sedalam apapun disembunyikan ia akan menampakkan dirinya. Kesan itulah
yang saya dapat dari pembacaan buku ahli forensik yang sangat
berpengalaman mengolah berbagai kasus besar di Indonesia. Saya kagum,
bahwa dengan kesibukannya beliau masih mampu menuliskan pengalamannya
menangani kasus-kasus besar. Sebut saja Tragedi Trisakti dan Tragedi
Semanggi. Lagi, mengenai kasus kematian aktivis HAM, Munir. Usaha beliau
dalam menyibak fakta-fakta tersembunyi patut diacungi jempol dan
diapresiasi setinggi-tingginya, ditengah usaha pihak-pihak yang
berkepentingan untuk menyembunyikannya.
Buku ini dibuka dengan pengantar dari pengacara kondang (yang kini tersandung kasus) O. C. Kaligis dan kriminolog Adrianus Meliala. Pendapat mereka sangat membantu dalam pembacaan kisah-kisah penulis karena dapat menjembatani pengalaman awam pembaca terhadap penulis. Penulis sendiri dengan pengalaman yang cukup panjang dalam berkiprah di bidang kedokteran forensik menyuguhkan tulisan-tulisan yang logis, ilmiah, dan faktual.
Menarik
untuk menyimak penuturan penulis pada bab pertama. Penulis
mengungkapkan berbagai temuannya seputar tragedi Semanggi, kematian
aktivis buruh Marsinah, keanehan seputar peristiwa meninggalnya Bung
Karno, hingga tragedi penembakan Nasruddin dan misteri dibalik
meninggalnya aktivis HAM, Munir. Beliau menulis banyak soal
kejanggalan-kejanggalan dan fakta tersembunyi dalam semua kasus
tersebut. Ada banyak temuan-temuan yang faktual namun entah bagaimana
mereka tidak pernah tersampaikan atau tampil menghiasi media massa.
Dengan begitu, hilangnya nyawa dan selesainya kasus berhenti pada
kesimpulan sementara semata. Tanpa mengindahkan fakta-fakta yang
menyebabkan terjadinya kejadian-kejadian tersebut.
Memasuki
bab selanjutnya, penulis menghadirkan sekelumit kisah tentang
keterlibatan bidang kedokteran forensik dengan perkara kepolisian.
Penulis agaknya sengaja membuat pendekatan yang lebih ilmiah agar peran
kedokteran forensik dapat diterima sebagai sesuatu yang wajar dan masuk
akal dalam mengungkapkan satu kasus kejahatan/kriminal atau kecelakaan.
Penulis mengambil contoh kasus dari beberapa kejadian penting yang
melibatkan kasus kematian karena penembakan, ledakan, dan kecelakaan
pesawat. Pada bab kedua ini, penulis lebih memberikan penekanan terhadap
manfaat dan kegunaan kedokteran forensik.
Penulis
juga tidak melepaskan perhatiannya kepada kasus kejahatan narkotika dan
psikotropika serta pengaruh alkohol dalam kedokteran forensik. Penulis
mengungkap juga satu kasus besar soal narkotika yang melibatkan Zarina,
sang Ratu Ekstasi. Pada bab ketiga ini, penulis tidak terlalu banyak
menulis pengalamannya.
Pengalaman penulis tidak terbatas hanya pada kasus kriminal yang melibatkan orang dewasa. Penulis juga mengungkap beberapa kasus yang pernah ditanganinya dalam hal kekerasan seksual dan kejahatan terhadap anak. Dalam bab ini, penulis banyak mengungkapkan pendapatnya mengenai kasus bayi tertukar, bayi hasil dari aborsi, pedofilia. Termasuk, kasus mutilasi anak dengan modus yang sama sekali baru dimana pelaku memotong korbannya dalam beberapa bagian dan disebar di berbagai tempat.
Pengalaman penulis tidak terbatas hanya pada kasus kriminal yang melibatkan orang dewasa. Penulis juga mengungkap beberapa kasus yang pernah ditanganinya dalam hal kekerasan seksual dan kejahatan terhadap anak. Dalam bab ini, penulis banyak mengungkapkan pendapatnya mengenai kasus bayi tertukar, bayi hasil dari aborsi, pedofilia. Termasuk, kasus mutilasi anak dengan modus yang sama sekali baru dimana pelaku memotong korbannya dalam beberapa bagian dan disebar di berbagai tempat.
Bab
5 ditandai dengan judul yang menyatakan kedokteran forensik sebagai
“pisau” ilmiah. Namun, bab ini lebih membahas seputar hal-hal teknis
dari kedokteran forensik itu sendiri. Untuk membedakannya dengan bab-bab
sebelumnya. Pada bab terakhir, penulis memberikan keterangannya sekali
lagi pada beberapa kasus pembunuhan, mutilasi, kematian Marsinah, hingga
kematian Fathurahman Al Ghozi, tertuduh teroris yang meninggal di
Filipina dan sempat membuat hubungan Jakarta-Manila menegang beberapa
tahun silam.
Harus
diakui bahwa tidak banyak ahli yang mampu menuliskan berbagai
pengalamannya selama berkecimpung dalam satu bidang keahliannya. Adalah
satu kekhususan dimana penulis mampu menuliskan beberapa kasus penting
yang turut melibatkannya dalam pemeriksaan forensik. Perlu dicermati
bahwa penulis menyertakan fakta-fakta yang jarang atau bahkan tidak
diketahui sama sekali oleh publik. Saya mencermati pada kasus Munir,
keterangan yang diberikan pada buku adalah sama dengan keterangan yang
penulis berikan pada wawancara atau pun coverage media cetak lainnya.
Dengan demikian, tidaklah terlalu salah bila buku dilabeli voice of
voiceless.
Judul : Indonesia X-Files
Penulis : Abdul Mun'im Idries
Penerbit : Noura Books
Tahun : 2013
Tebal : 359 hal.
Genre : Memoar-Kedokteran Forensik
Halim Perdanakusuma, 26 November 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar