Hujan belum juga reda seperti perasaanku padamu. Dingin menjemput kehangatan malam yang tercipta dari sisa-sisa kenangan bersamamu. Malam terus merambat. Menutup gelisah musim yang basah.
Aku bayangkan dirimu berselimut mimpi. Tentang hari dimana rasa belum juga pudar. Tentang rasa yang dulu kau simpan semisal senja di musim yang basah.
Musim terus berganti membawa ceritamu. Entah kapan lagi kau ceritakan padaku. duduk bersama sambil menunjuk satu bintang dilangit kelam. Menambatkan rasa pada dinding hati.
Mungkin ini hanya khayalku sendiri. Aku yang tak mampu sembunyikan mimpi dari imaji keinginan. Bagai puisi yang lepas dari kata-kata. Begitulah cintaku, nikmatilah malam ini bagaikan senja terakhir di pulau tanpa nama. Hirup dan rasakanlah aroma hidup ini. Hingga saat nanti, hingga ujung waktu.
Teluk Buyung 17, 8.9.10: 22.37
Aku bayangkan dirimu berselimut mimpi. Tentang hari dimana rasa belum juga pudar. Tentang rasa yang dulu kau simpan semisal senja di musim yang basah.
Musim terus berganti membawa ceritamu. Entah kapan lagi kau ceritakan padaku. duduk bersama sambil menunjuk satu bintang dilangit kelam. Menambatkan rasa pada dinding hati.
Mungkin ini hanya khayalku sendiri. Aku yang tak mampu sembunyikan mimpi dari imaji keinginan. Bagai puisi yang lepas dari kata-kata. Begitulah cintaku, nikmatilah malam ini bagaikan senja terakhir di pulau tanpa nama. Hirup dan rasakanlah aroma hidup ini. Hingga saat nanti, hingga ujung waktu.
Teluk Buyung 17, 8.9.10: 22.37
Tidak ada komentar:
Posting Komentar