Bicara tentang kenangan, seperti yang saya pernah sebutkan sebelumnya adalah pekerjaan yang tidak mudah karena harus menggali kembali sisa-sisa memori penuh debu. Akan tetapi, ada kalanya situasi seperti itu bisa menjadi lebih mudah. Saya bicara tentang pengelolaan kesan. Bagi saya, untuk mengingat satu dan banyak peristiwa lainnya sepanjang hidup saya ini, ada banyak variabel yang bisa melengkapinya. Yang paling gampang adalah dengan musik.
Tidaklah terlalu salah bila kita secara pribadi punya soundtrack pribadi yang secara khusus mengingatkan pada momen-momen khusus, tertentu, dan special. Ibarat episode hidup kita ini adalah film bioskop maka musik dan lagu yang pernah mengalun sepanjang film adalah soundtracknya. Masing-masing tentu membawa kisah dan lika-likunya masing-masing.
Seperti saya yang mencandu berat sama Kahitna. Semenjak kemunculan mereka lewat single perdana “Cerita Cinta” saya mendadak suka. Bagaimana tidak, untuk jiwa yang masih melayang-layang, lirik mereka begitu kuat dan bermakna sekali untuk yang sedang mengalami cinta monyet. Walau tidak pernah punya full album 1 dan 2 tetap saja Kahitna selalu dihati. Album ke-3 dirilis tahun 1998, the year of excitements. Tahun itu juga saya punya kaset album itu, full album. Semua jadi lebih semarak dengan Setahun Kemarin dan Sampai Nanti-yang ada Cut Tari di video klipnya.
Saat cerita ini ditulis, lagu-lagu dalam album itu kembali diputar dalam format MP3. Mengingatkan kembali pada semua tingkah laku bodoh saya kepada E, W, A, Ne, dan I. Semua itu akan tambah semarak lagi dengan idola lainnya, The Moffatts. Pokoknya waktu itu wannabe rockstar family band ini lagi ngetop banget. Album pertamanya, A New Beginning dirilis dalam dua versi di Indonesia, versi original recording dan live version ditambah satu packaging album, For You Indonesia.
Selain Kahitna, saya benar-benar menggilai The Moffatts. Saya hampir hafal semua lagu hitsnya. Miss You Like Crazy, I’ll be There for You, If Life is so Short, Girl of My Dreams termasuk If You Only Knew, hasil kolaborasi dengan Gil Ofarim, yang berasal dari tanah Bavaria. Kalau dilihat lagi kebelakang rasanya memuakkan. Geuleuh lah kata Orang Sunda mah. Tapi, saya sadar bahwa itu semua bagian dari masa lalu saya. Bahkan, kaset A New Beginning baru saya beli waktu kelas 2 SMP, tahun setelah masa-masa itu terlewati, itu juga karena seorang teman yang lagi butuh uang.
Soundtrack lainnya? Ada. Kebetulan waktu itu Sheila On 7 baru muncul dengan single Kita. Namun, momen-momen semasa SD sudah terlewati sehingga mereka baru masuk dalam hitlist saya untuk periode Cinta dalam Celana Biru alias masa-masa SMP. Mereka nanti akan mengiringi kisah saya dengan nama-nama lain yang pernah terukir dalam hati ini. Nama-nama yang sempat merajut asa. Asa untuk sekedar merasa.
Paninggilan, 10 Juli 2010. 00.33
Tidak ada komentar:
Posting Komentar